Permintaan terhadap peralatan berat di Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur nasional. Proyek-proyek strategis seperti pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), pembangunan jalan tol, pelabuhan, hingga fasilitas energi mendorong kebutuhan akan mesin konstruksi dalam skala besar.
Berdasarkan kajian pasar, sektor alat berat di Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju rata-rata (CAGR) sekitar 4,12 persen hingga tahun 2030. Jenis peralatan yang paling banyak diminati adalah mesin earthmoving seperti excavator, crane, dan loader, yang sangat dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi berskala besar.
Selain meningkatnya permintaan fisik, tren digitalisasi juga ikut memengaruhi perkembangan industri alat berat. Teknologi berbasis Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan sistem predictive maintenance semakin banyak diadopsi oleh produsen. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko kerusakan, serta memperpanjang usia pakai mesin.
Perubahan kebutuhan pasar juga mendorong pengembangan peralatan yang lebih ramah lingkungan. Beberapa produsen mulai memperkenalkan mesin dengan tenaga listrik atau hidrogen sebagai alternatif dari bahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan dorongan global menuju industri konstruksi yang lebih berkelanjutan.
Dengan tingginya permintaan dan inovasi yang terus berkembang, industri peralatan berat di Indonesia berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, sekaligus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional.