MON-FRI8AM - 4PMCALL US081231133033
  • Membangun Kapasitas Mesin Perkakas dalam Negeri: Langkah Strategis Menuju Kemandirian Industri

    Membangun Kapasitas Mesin Perkakas dalam Negeri: Langkah Strategis Menuju Kemandirian Industri

    August 4, 2025 by magang rpl
    Conventional-lathe-e1754271537259.jpg

    Mesin perkakas menjadi tulang punggung industri manufaktur nasional—tanpa kemampuan memproduksi peralatan penting ini di dalam negeri, sektor manufaktur akan terus tergantung produk impor. Para ahli di ITB maupun Kemenperin melihat kekuatan industri tergantung dari kemampuan industri mesin perkakas. Untuk itu, sejak 2011 ITB melalui FTMD bersama Kemenperin membentuk Pusat Pengembangan Teknologi dan Industri Mesin Perkakas (PPTI‑MP) sebagai wadah penguatan kemampuan lokal.

     Kerja Sama Strategis dengan Korea Selatan: Proyek MTIDC

    Pada tahun 2019, dimulailah proyek Machine Tools Industry Development Centre (MTIDC), kerja sama bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan. Pemerintah Korea menggelontorkan bantuan berupa peralatan mesin perkakas senilai sekitar Rp 70 miliar—termasuk mesin bubut, CNC, perangkat AR/VR, dan aksesori manufaktur presisi lainnya. Selain itu, sejumlah tenaga ahli Korea turut memberikan pelatihan teknis kepada dosen, peneliti, dan teknisi ITB.

    MTIDC resmi berakhir pada Desember 2022, namun keberadaannya kini diintegrasikan sebagai bagian dari ekosistem riset dan pengembangan industri mesin perkakas nasional di bawah payung FTMD ITB.

     Transfer Knowledge & Pelatihan Kapasitas Teknis

    Sebagai bagian dari implementasi proyek MTIDC, ITB dan Kemenperin menyelenggarakan bimbingan teknis (BIMTEK) sejak 2023—dengan fokus pada supply dan manufaktur komponen mesin bubut. Peserta berasal dari berbagai institusi pendidikan dan balai industri, mendapatkan pelatihan pengoperasian mesin, perakitan komponen, serta pemahaman manufaktur presisi.

    Sejak batch pertama di akhir 2022, puluhan institusi telah mulai menggunakan mesin yang dibagikan sekaligus mendapat pendampingan teknis. Batch puncak pelatihan dilaksanakan hingga Oktober 2024.

     Tantangan Kapasitas & Ketergantungan Impor

    Saat ini, kapasitas produksi mesin perkakas domestik masih sangat terbatas. Industri lokal umumnya hanya menghasilkan sekitar 1.000 unit per tahun, jauh di bawah kebutuhan nasional yang diperkirakan mencapai 15.000–20.000 unit. Sementara itu produsen asing bisa memproduksi puluhan ribu unit setiap tahunnya.

    Mesin impor mendominasi pasar, bahkan digunakan oleh institusi pendidikan seperti SMK, disertai anggapan bahwa kualitasnya lebih baik—padahal banyak pihak lokal menilai mesin domestik tidak kalah kualitasnya.

     Pendidikan, Kebijakan, dan Ecosystem Industri

    Pemerintah telah mendorong peran institusi pendidikan vokasi dan politeknik melalui pengadaan mesin perkakas untuk SMK. Namun mayoritas berasal dari impor—padahal idealnya menggunakan produk lokal. Untuk memperkuat industri dalam negeri, dibutuhkan skema investasi PMA-PMDN serta kebijakan CKD/CKD agar teknologi bisa dialirkan dan industri lokal dapat berkembang.

    Selain itu, pemerintah telah meresmikan Indonesia Manufacturing Center (IMC) di Purwakarta—pusat manufaktur modern yang mendukung pengurangan ketergantungan impor mesin industri dan penguatan industri barang modal domestik

     Dampak Strategis & Arah Masa Depan

    Upaya pengembangan mesin perkakas lokal melalui MTIDC dan IMC punya dampak luas:

    • Meningkatkan lokal content (TKDN) di sektor mesin dan manufaktur

    • Memperkuat kompetensi teknis SDM industri melalui pelatihan dan magang industri

    • Mengurangi ketergantungan impor, membuka peluang ekspor mesin light‑medium duty ke ASEAN

    • Menumbuhkan brand lokal dan membangun ekosistem produksi mesin perkakas dalam negeri
       

     Kesimpulan

    Pengembangan industri mesin perkakas dalam negeri menjadi salah satu strategi penting untuk mendorong kemandirian manufaktur di Indonesia. Melalui pusat riset seperti PPTI‑MP di ITB serta fasilitas modern seperti IMC Purwakarta, Indonesia perlahan membangun kapasitas produksi dan teknis. Namun tantangan berat masih tersaji: kapasitas produksi, investasi industri, dan adopsi teknologi lokal oleh pasar dan institusi pendidikan. Jika tren ini berlanjut, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada mesin impor serta mengembangkan industri berorientasi ekspor di masa depan.

    Copyright by BENGKELSEAL 2022. All rights reserved.

    WeCreativez WhatsApp Support
    Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!