
Cara Kerja CDI Motor?
Usai mengetahui pengertian dan fungsi CDI pada motor, tentu saja cara kerja dari komponen ini tidak bisa diabaikan. Sistemnya sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu sederhana dan modern.
Untuk versi modernnya, CDI lebih awet karena tidak ada komponen platina melainkan pulse igniter. Fungsinya adalah mengirim sinyal PWM sesuai dengan waktu mesin digunakan.
Sedangkan versi sederhana adalah memanfaatkan platina. Platina berfungsi untuk pengalir arus pada kapasitor. CDI tidak akan bekerja sebelum kontak motor diubah menjadi On. Mulai dari langkah ini, maka akan tercipta aliran arus baterai CDI.
Arus tersebut akan melewati konverter dan meningkatkan tegangan baterai sampai 300 volt. Sampai pada tahapan ini, mesin masih belum menyala dan arus tertahan pada kapasitor. Namun ketika mesin menyala, maka sinyal akan dikirimkan ke PWM dari pick up coil.
Sinyal yang dikirimkan sesuai dengan RPM mesin dan muncul pulse tertentu yang dikirimkan ke SCR. Dari SCR inilah arus kapasitor akan dialihkan. Ketika rangkaian baterai terputus, maka kapasitor langsung terhubung ke ignition coil.
Otomatis muncul magnet pada kumparan primer yang besar, di mana kemagnetan akan menciptakan induksi kumparan sekunder dan tegangan bisa jadi 7 kali lebih besar. Output tersebut yang menjadi penyebab busi menciptakan percikan api.
Baru dari percikan api tersebutlah, pembakaran bahan bakar kendaraan bisa terjadi dan mesin akan langsung menyala.
Komponen yang Terdapat pada Sistem Pengapian CDI
Sistem pengapian CDI memang memiliki beberapa jenis yang prinsip kerjanya berbeda. Namun jika dilihat dari segi komponennya sama dengan pengapian yang biasa. Berikut ini komponen yang digunakan dan fungsinya.
- Komponen Baterai
Komponen ini memiliki fungsi utama menciptakan arus awal ketika kontak kendaraan diubah menjadi On. Arus pertama akan dialirkan ke kapasitor.
2.Komponen CDI Unit
CDI memiliki komponen yang terintegrasi yaitu resistor, thyristor, kapasitor dan dioda yang merupakan bagian utama. Fungsi dari semua komponen ini seperti baterai dengan ukuran kecil sehingga mampu menyimpan arus dan menyalurkannya dalam voltase yang besar.
Ada juga bagian SCR yang fungsinya mengatur aliran arus kapasitor yang tepat dengan pulse igniter.
3.Komponen Voltage Converter
Komponen ini memiliki fungsi untuk meningkatkan tegangan listrik dari komponen baterai. Cara kerjanya mirip dengan trafo step up, sehingga akan meningkatkan tegangan primer. Tegangan yang tadinya 12 Volt akan diubah menjadi 300 volt.
Inilah komponen yang akan membuat daya dari CDI lebih besar dibandingkan sistem pengapian yang biasa.
4.Komponen Pulse Igniter
Disebut juga dengan pick up coil, fungsinya adalah sebagai pengirim trigger dalam bentuk sinyal PMW. Sinyal ini juga berfungsi untuk menentukan kapan waktu untuk discharge kapasitor.
5.Ignition Coil
Fungsi dari komponen ini adalah untuk mengubah listrik yang tadinya 12 Volt menjadi 20 Kv. Tujuannya adalah memicu terjadinya percikan api pada busi. Cara kerjanya seperti trafo step up dan prinsip yang digunakan adalah induksi elektromagnetik.
6.Busi
Bagian terakhir adalah busi, di mana arus berakhir dan menciptakan percikan api dengan komponen ini. Proses terjadinya percikan api disebabkan adanya celah dari elektroda dan masa.
Fungsi CDI tidak boleh dianggap remeh, karena tanpanya busi tidak akan menyala. Selain itu sistem ini berbeda dengan pengapian biasa.
Bagi Anda yang penasaran dengan sistem ini bisa melihatnya pada motor Suzuki Spin 125, Satria FU, RC 100, Tornado, Thunder dan Katana.